Umat nabi Muhammad merupakan umat dengan begitu banyak keutamaan. Allah memberikan begitu banyak keutamaan yang kepada umat ini dibandingkan umat-umat sebelumnya. Salah satunya adalah dengan keutamaan bulan-bulan haram.
Mengapa Dinamakan Bulan Haram?
Berdasarkan pendapat al-Qodhi Abu Ya’la,sebab dinamakannya bulan haram berdasarkan dua makna.
Pertama, pada bulan-bulan tersebut diharamkan berbagai macam pembunuhan. Dan orang-orang Jahiliyyah pun juga meyakini demikian.
Kedua, di dalam bulan tersebut larangan terhadap maksiat atau hal yang diharamkan lebih besar. Selain karena dosanya dilipatgandakan, melakukan kemungkaran dan maksiat pada bulan ini juga lebih rendah, karena bulan ini dianggap suci sebagaimana bulan-bulan suci lainnya.
Ganjaran yang dilipatgandakan juga berlaku bagi amalan-amalan salih, maka alangkah baiknya kita memperbanyak amalan yang baik di dalam bulan-bulan suci berikut.
Rajab, Bulan Mulia di Antara Bulan yang Disucikan
Bulan Rajab ada di antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Sya’ban. Di dalam Al Quran Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Sesungguhnya bilangan bulan yang terdapat di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu di dalam bulan yang empat itu.” (Qs. At Taubah: 36)
Mengutip dari kitab Latho-if Al Ma’arif, dalan syariat Islam satu tahun dihitung berdasarkan perputaran bulan, bukan matahari.
Empat Bulan Haram
Dari ayat Al Quran yang sudah disebutkan sebelumnya, kita sudah mengetahui bahwa ada empat bulan yang disucikan diantara dua belas bulan di dalam Islam.
Lalu, apa saja bulan-bulan haram yang disucikan tersebut?
Diriwayatkan dari Abu Bakroh, Nabi ﷺ bersabda,
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
“Satu tahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.”
(HR. Bukhari no. 3197, dan Muslim no. 1679)
Maka, empat bulan haram yang dimaksud adalah (1) Dzulqo’dah; (2) Dzulhijjah; (3) Muharram; dan (4) Rajab.
Bulan Haram Mana yang Lebih Utama?
Bulan haram merupakan bulan yang disucikan, sebagaimana bulan suci Ramadhan diantara bulan-bulan lainnya. Namun para ulama berbeda pendapat terkait mana bulan haram yang lebih utama.
Ada sebagian ulama syafi’iyyah yang berpendapat bahwa bulan Rajab yang lebih utama, sebagian lainnya melemahkan pendapat ini.
Imam Nawawi dan Imam Hasan Al Bashri berpendapat bahwa bulan yang lebih utama adalah bulan Muharram.
Berbeda dengan pendapat Sa’id bin Jubair dan, Ibnu Rajab, dan beberapa ulama lainnya yang berpendapat bahwa bulan Dzulhijjah lebih utama.
Walaupun ada perbedaan pendapat, jangan jadikan hal ini menjadi sebab kita bersantai-santai terhadapnya, kita tetap perlu memaksimalkan amal-amal salih guna mendapat pahala sempurna pada bulan yang dimuliakan.
Amalan Bulan Rajab
Memperbanyak amal salih di bulan yang dimuliakan merupakan langkah cerdas yang bisa dilakukan oleh seorang muslim. Dengan ganjaran dan pahala yang dilipatgandakan, bukankah sebuah kerugian apabila tidak dimaksimalkan?
Amalan bulan Rajab yang bisa dilakukan, diantaranya adalah;
- Memperbanyak doa
- Meningkatkan sholat dan amalan sunnah
- Zakat
- Melaksanakan umrah
- Puasa Rajab
- Mendawamkan baca Quran
- Memperbanyak istighfar
- Rutin bersedekah dan memberi makan umat muslim
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga kita dari amalan yang sia-sia, dan memudahkan kita untuk senantiasa beramal dengan maksimal. Amiin yaa Rabbal ‘alamiin.
Wallahu a’lam bisshawab.